Bagaimana Implementasi dan Monitoring Kurikulum Dalam Pelaksanaan ANBK?

 

UUD Nomor 20 tahun 2003 berisi mengenai pengertian pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mencapai tujuan dari pendidikan, diperlukan sebuah alat sekaligus pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-harinya, alat ini dinamakan sebagai kurikulum. Harold Aberty (1965) dalam bukunya menyatakan bahwa kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum menurutnya tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Kurikulum ini haruslah dirancang sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Setelah desain telah selesai, maka kurikulum ini dapat diimplementasikan di lembaga-lembaga pendidikan. Implementasi kurikulum diwujudkan dalam bentuk pengalaman belajar dengan prinsip-prinsip yang menjadikannya lebih mudah dan lebih efektif untuk dikomunikasikan ke berbagai pihak seperti pimpinan sekolah, pendidik, pengawas sekolah, dan staf pendukung lainnya. Kurikulum tidak diimplementasikan dengan cepat, tapi bertahap, karena implementasi adalah sebuah proses perubahan menuju perbaikan  (Allan c. & Hunkins, 1961). Pelaksanaan implementasi harus diikuti dengan peninjauan secara berkala untuk memeriksa apakah kurikulum sudah sesuai atau tidak. Jika tidak, pengembang dapat mengubahnya dengan disertai kecermatan. Salah satu perwujudan dari monitoring adalah penyelenggaraan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang baru-baru ini mulai dilaksanakan di sekolah-sekolah, mulai dari SD, SMP, dan SMA. ANBK bisa dikatakan juga sebagai penilaian terhadap mutu sekolah, dan memiliki berbagai tujuan kegiatan. Selain untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar. Menurut Nadiem, hasil ANBK 2021 akan digunakan sebagai pola untuk melihat kualitas pendidikan Indonesia di masa depan. Berikut tujuan lain kegiatan ANBK:

  1. Memantau perkembangan mutu sekolah dari waktu ke waktu.
  2. Memantau kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu).
  3. Memantau pengembangan kompetensi dan karakter murid.
  4. Memberi gambaran tentang karakteristik sebuah satuan pendidikan yang efektif.

Tetapi, dalam penyelenggaraannya ANBK memiliki beberapa persoalan, diantaranya adalah sumber daya siswa yang kurang memadai di daerah pedesaan. Merujuk pada (Kolimo, 2021) yang mengaku sebagai seorang guru SD di salah satu desa NTT, ia mengatakan bahwa keterampilan siswa di pelosok desa terkait mengoperasikan perangkat asesmen tidak seperti yang diharapkan, sedangkan hal tersebut akan menjadi faktor penghambat keberlangsungan asesmen. Lalu, tidak semua sekolah di Indonesia sudah dilengkapi dengan laboratorium komputer beserta fasilitasnya. Sedangkan dalam tulisan (Caesaria, 2021), bahwasannya masih banyak orang tua maupun siswa yang belum memahami apa itu ANBK.

Setelah melihat permasalahan di atas, terdapat kekhawatiran mengenai bagaimana implementasi & monitoring kurikulum dapat dilaksanakan jika ANBK sebagai ‘alat baru’ memilliki kesulitan untuk dijalankan. Maka, paper ini akan membahas hal tersebut disertai kajian masalah yang terjadi, dan pada akhirnya menghasilkan sebuah rekomendasi.

 

Implementasi kurikulum adalah suatu proses perubahan yang mengandung aspek-aspek sebagai berikut; 1) inkrementalisme, bahwa kurikulum berkembang sedikit demi sedikit secara teratur. 2) komunikasi, bahwa harus ada komunikasi horizontal yang dilakukan antara perancang atau pengembang kurikulum, bisa dilakukan lewat perangkat teknologi. 3) dukungan, bahwa implementasi kurikulum harus didukung dengan berupa; pengadaan kader yang kompeten, peningkatan kualitas guru karena guru harus tahu betul konten kurikulum yang baru, dan harus tahu cara memanipulasi lingkungan pendidikan. Sebagai perwujudan dari implementasi kurikulum yang berprinsip inkrementalisme, terdapat suatu program yang dinamakan ANBK 2021, yang hasilnya digunakan di masa mendatang. Namun dalam penyelenggaraannya, masih terdapat beberapa persoalan terjadi. Hal pertama adalah orang tua, siswa, bahkan beberapa tenaga pendidik masih belum memahami ANBK. Lembaga-lembaga pendidikan beserta jajaran stafnya haruslah memberikan sosialisasi yang optimal kepada orang tua, dan khususnya siswa itu sendiri, agar mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Misalnya seperti kegiatan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul  yang menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Proktor Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang teknis pelaksanaan ANBK. Hal serupa juga dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Dalam pembekalan tersebut, para proktor Asesmen Nasional diberikan materi dan pengetahuan mengenai tugas-tugasnya dalam ANBK Tahun 2021 diantaranya mengunduh aplikasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) pada laman yang telah ditentukan sebelum AN dilaksanakan, melakukan instalasi aplikasi ANBK pada komputer proktor dan komputer klien untuk digunakan untuk AN, melakukan login ke dalam laman ANBK untuk pengelolaan data peserta, memastikan peserta merupakan peserta AN yang terdaftar, melakukan sinkronisasi apabila menggunakan moda semi daring sebelum pelaksanaan AN, dan sebagainya. Kemudian, tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas asesmen. Alhasil ada beberapa sekolah yang harus menumpang dengan sekolah lain yang memiliki fasilitas yang lebih baik, bahkan tidak jarang jarak antar sekolahnya cukup jauh. Beberapa sekolah yang terkendala juga akhirnya mengundurkan jadwal pelaksanaan ANBK. Sedangkan kondisi ANBK yang ideal yakni ANBK dapat mendorong perubahan perubahan positif dalam cara guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam pengawasan sekolah dan dalam cara pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi diri dalam penganggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran. Namun, bagaimana bisa mencapai tujuan ideal seperti itu jika sebelum dilaksanakan pun sudah mendapati persoalan. Maka dalam mengatasinya, terdapat sebuah rekomendasi penyelesaian. Pertama, diperlukan kesadaran dalam mengelola sarana dan prasarana. Dari sisi pemerintah, perlu diadakannya bantuan terhadap daerah-daerah terpencil dan memberi ketegasan terhadap oknum-oknum yang menyalahgunakan dana sebab bisa saja terjadi dana yang seharusnya digunakan untuk pemenuhan fasilitas malah digunakan untuk yang tidak seharusnya. Dari sisi sekolah, diperlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan dapat dikatakan baik apabila antar staf saling bekerja sama untuk mencapai tujuan menjadi lebih ideal. Kedua, sekolah hendaknya memberikan pengetahuan mengenai literasi teknologi ke pada siswa, khususnya terhadap perangkat asesmen yang akan digunakan nantinya. Transfer pengetahuan ini dapat dilakukan melalui sosialisasi pelaksanaan. Sosialisasi ini adalah jalan pertama yang harus dilakukan dengan optimal, agar kegiatan berikutnya pun bisa berlangsung dengan lancar.

 

Kesimpulan

Tujuan pendidikan perlu dicapai dengan  alat bantu yang dinamakan kurikulum. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa demi keberlangsungan pembelajaran di sekolah-sekolah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah desain kurikulum, setelah selesai, pengembang dapat mengimplementasikannya di pendidikan sekolah sehari-hari. Implementasi membutuhkan peninjauan berkala agar pengembang mengetahui bagaimana jalannya kurikulum, apakah sesuai atau tidak.  Salah satu perwujudannya ialah dengan diadakannya program Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Walau belum seutuhnya dilaksanakan di semua sekolah Indonesia, ANBK sudah mendapari sebuah persoalan, yakni kurangnya sarana & prasarana, kurangnya sosialisasi, dan kurangnya keterampilan siswa menggunakan alat. Maka, diperlukan kesadaran dalam manajemen sarana prasarana untuk pemerataan adanya fasilitas oleh pemerintah dan sekolah, serta fokus pada pengoptimalan sosialisasi yang dilakukan.


 

 

Sumber Rujukan

Alberty, H., & Alberty, E. (1965). Recognizing the Highschool Curriculum Third Edition. New York: The Macmillan Company.

Caesaria, S. D. (2021, `September 27). 11 Tanya Jawab Mengenai Asesmen Nasional 2021. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/27/120000671/11-tanya-jawab-mengenai-asesmen-nasional-2021?page=all

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul. Bimbingan Teknis (Bimtek) Proktor Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Retrieved from http://sdwonosari6wonosari.pendidikan.gunungkidulkab.go.id/berita/bimbingan-teknis--bimtek--proktor-asesmen-nasional-berbasis-komputer--anbk-

Kolimo, J. (2021, October 08). Persiapan Asesmen Nasional Bagi Siswa Pelosok. Retrieved from Detik News: https://news.detik.com/kolom/d-5754935/persiapan-asesmen-nasional-bagi-siswa-pelosok

Ornstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2009). Curriculum: Foundations, Principles, and Issues. Boston: Pearson Education.

Tim Komunikasi Publik. (2021, October 11). Persiapkan ANBK Tahun 2021, Proktor SD Dibekali Pengelolaan Aplikasi Asesmen. Retrieved from https://pekalongankota.go.id/berita/persiapkan-anbk-tahun-2021-proktor-sd-dibekali-pengelolaan-aplikasi-asesmen.html

 

 

 

 

 

 

0 Komentar