Definisi, Tujuan, dan Manfaat Evaluasi Program

 



 

Evaluasi Program Adalah…

Evaluasi merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu "evaluation". Menurut pengertian umum, "program" dapat diartikan sebagai rencana. Sebuah program bukanlah hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program itu sangat bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan karena dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi yang evaluator untuk mengambil keputusan.

Evaluasi program merupakan salah satu bentuk penelitian, yaitu penelitian evaluatif. Misal dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui tingkat ketercapaian suatu program, dan jika belum tercapai, pelaksana akan mencari di mana letak kelemahannya.

Evaluasi proggram memiliki ciri persyaratan sebagai berikut:

1.      Proses kegiatan tidak menyimpang dari kaidah yang berlaku
2.      Dalam mengevaluasi, peneliti harus berpikir sistematis
3.      Perlu adanya identifikati komponen, untuk menjadi faktor penentu keberhasilan
4.      Menggunakan tolak ukur untuk mengambil kesimpulan
5.      Kesimpulan digunakan untuk rekomendasi bagi sebuah kebijakan
6.      Perlu ada identifikasi komponen, subkomponen, dan indikator, untuk melihat program mana yang belum terlaksana
7.      Tolak ukur diterapkan pada indikator agar dapat cermat melihat dimana letak kelemahan

8.      Hasil penelitian harus dapat disusun akurat sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat.

        Program merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen program adalah faktor faktor penentu keberhasilan. Komponen tersebut dikenal sebagai “subsistem”.sedangkan indikator merupakan sesuatu yang dapat menunjukan kinerja dari subsistem,

Apa Tujuan Evaluasi Program?

Ada dua macam tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen. Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita harus memerhatikan unsur-unsur, seperti ; a) what, apa yang digarap, b) who, siapa yang menggarap, c) how, bagaimana cara menggarapnya. Istilah kriteria dalam penilaian sering juga dikenal sebagai kata tolak ukur atau standar evaluasi program perlu memiliki kriteria-kriteria atau tolak ukur perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa orang yang memerlukan kesepakatan di dalam menilai dan agar tidak terpengaruh oleh pendapat pribadi karena sudah dituntun oleh sebuah standar.

Apakah Bisa Saya Menjadi Seorang Evaluator?

Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

  1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
  2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
  3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
  4. Sabar dan tekun agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal menyusun instrumen mengumpulkan data dan menyusun laporan tidak gagah dan tidak tergesa-gesa.
  5. Hati-hati dan bertanggung jawab yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan Namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.


Manfaat Evaluasi Program Bagi Pengembang 

Evaluasi program adalah upaya untuk menentukan nilai pada kegiatan yang direncanakan, apakah tujuam tercapai atau tidak. Implikasi bagi pengembang program adalah: 1) pengembang dapat mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil dari pelaksanaan program, dan 2) pengembang dapat mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, yang di mana apabila tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pengembang bisa mengetahui di mana letak kekurangan itu dan apa sebabnya.

Aspek-aspek yang terkandung dalam pengertian tersebut yakni sebagai berikut; 1) penilaian (assessment), yakni proses pemberian nilai. 2) pengukuran (measurement), mengacu pada kegiatan membandingkan suatu hal dengan ukuran tertentu. 3) evaluasi (evaluation), yakni kegiatan pengamatan dari berbagai bukti yang mengukur suatu objek yang berkaitan. Aspek-aspek yang terkandung tersebut menunjukan bahwa kegiatan evaluasi program ini harus dilakukan hati-hati, bertanggungjawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan evaluasi program yang dikatakan sebagai kegiatan pengupayaan dalam penentuan nilai mengenai kesesuaian dengan rencana ini perlu dilakukan karena berfungsi sebagai sumber pengetahuan seberapa efektif program yang dilaksanakan, dan seberapa tinggi kinerja masing-masing komponen yang ada. Oleh karena itu, evaluasi harus dilaksanakan dengan komprehensif, komparatif, kontinyu, dan obyektif sehingga evaluator haruslah memenuhi standar yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

 

Sebagai ilustrasi,..

Mari kita lihat bagaimana prosedur suatu program dievaluasi. Salah satu contoh Program adalah program pengembangan profesional kerja pendidik dan tenaga kependidikan. Prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan program tersebut adalah melalui 4 tahap, yaitu tahap pra-rencana, perencanaan, tahap observasi, dan tahap evaluasi. 

  1. Tahap pra-rencana; yang terdiri dari; Menyusun instrumen evaluasi, meliputi merumuskan tujuan yang akan dicapai, membuat kisi-kisi, membuat butir-butir, dan menyunting. Menyamakan persepsi antarevaluator tentang berbagai hal sebelum pengambilan data dimulai, agar ketika pelaksanaan tidak terjadi miss perception. Hal yang disamakan; tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, jenis data yang diperlukan, metode pengumpulan data, instrumen pengumpul data, wilayah, teknik sampling, dan jadwal pelaksanaan.
  2. Tahap perencanaan; dilakukan pada pertemuan awal sebelum melaksanakan observasi kelas. Hasil akhir dari pertemuan awal ini adalah sebuah kesepakatan kerja antara evaluator dan pendidik/tendik. Hal yang dilakukan adalah menganalisis rencana pelajaran, dan menetapkan aspek-aspek yang akan diobservasi.
  3. Tahap observasi; ditujukan pada pendidik dalam bertindak dan kegiatan-kegiatan kelas sebagai hasilnya. Hal yang harus dilaksanakan oleh evaluator observasi yaitu menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan bagaimana cara mengobservasinya, dengan mencatat peristiwa penting selama pembelajaran.
  4. Tahap evaluasi; dilakukan setelah melaksanakan observasi, dengan melakukan analisis hasil observasi. Hal yang dilakukan adalah menganalisis perilaku guru mengajar, dan menetapkan aspek apa yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan keterampilan mengajar berikutnya.

 

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan di program ini dibagi atas tiga acara, yakni pendekatan, metode, dan prosedur. Metode yang digunakan adalah observasi karena merupakan cara yang baik untuk mengamati tingkah laku manusia yang dapat dilihat dengan mata. Prosedur yang dilakukan ketika monitoring evaluasi program pengembangan profesional kinerja guru adalah sebagai berikut.

  1. Merumuskan tujuan monitoring, apa yang diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan siapa.
  2. Menetapkan sasaran monitoring, apa yang akan dijadikan objeknya. Dalam hal ini, sasaran yang saya ambil adalah bagaimana keefektifan guru dalam mengajar di kelas.
  3. Menjabarkan data dari sasaran. Misal, evaluator dapat memilah mana kesalahan mengajar guru karena kecerobohan atau karena media yang tidak memadai, atau bahkan karena strategi yang kurang tepat.
  4. Menyiapkan metode yang sesuai dengan sifat objek. Contoh, evaluator menyiapkan angket untuk individu isi mengenai cara guru mengajar. Kertas soal tersebut akan menjadi sumber data utama. Dari aktivitas itulah pengembang dapat mengidentifikasi bagian mana jenis kesalahan apa yang umumnya dilakukan guru tersebut.
  5. Merancang analisis data. Misal, dalam analisis akan dilakukan pengelompokan kesalahan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menghasilkan suatu kesimpulan berupa rekomendasi.
  6. Mengolah data. Pengolahan ini menjadi dasar utama untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan program.

 

Berikut adalah beberapa model yang biasanya digunakan dalam mengevaluasi sebuah program;

(a)   Model Goal Oriented Evaluation

Terdapat status yang dikatakan sebagai subjek penting, yaitu pelanggan yang diperlakukan seperti “raja”. Mati-hidupnya program sangat bergantung pada tingkat kepuasan pelanggan. Contohnya dalam program perpustakaan ketika sebelum beroperasi, harus dirancang dengan matang. Model evaluasi berorientasi pada tujuan ini dilakukan di awal proses kegiatan secara berkesinambungan. Pada awal kegiatan perpustakaan, program sudah dapat dievaluasi oleh evaluator, sejauh mana program mencapai tujuan, maksudnya sejauh mana pepustakaan tersebut memberikan layanan sebaik-baiknya ke pada pelanggan. Selanjutnya, evaluasi program masih tetap dapat dilakukan kapan saja dengan menanyakan ke pada pelanggan bagaimana tingkat kepuasan mereka melalui metode wawancara atau pengisian angket.

(b)   Model evaluasi Kirkpatrick

Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick untuk program training ini memiliki empat level evaluasi yang berkelanjutan, yaitu level 1-rection, level 2-learning, level-3 behavior, dan level 4-result. Level reaksi berpandangan bahwa orang akan belajar lebih baik manakala mereka memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar. Reaksi tersebut mengacu pada kepuasan peserta didik yang dikaji dari beberapa aspek pembelajaran, yang nantinya digunakan untuk referensi ke depan. Level berikutnya, learning, yaitu evaluasi yang mengukur seberapa jauh mereka belajar atau menangkap pengetahuan baru. Level behavior mengacu pada seberapa jauh perkembangan sikap dan perilaku para peserta setelah mengikuti program. Level terakhir, result, adalah sesi akhir yang menganalisis hasil, apakah ada peningkatan atau ada yang perlu dikembangkan.

(c)   authentic assessment

Penilaian otentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru mengenai pencapaian pembelajaran peserta didik, yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Prosedur yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu penentuan standarnya, dilanjut dengan mengidentifikasi kriteria, lalu menciptakan rubrik. Penilaian autentik haruslah objektif dan bersifat mendidik.

(d)   analisis SWOT.

Dapat diartikan bahwa analisis SWOT merupakan analisis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki suatu proyek atau program, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi program atau proyek tersebut dari segi pengembangan perencanaannya.

 

 

Daftar Pustaka

Arikunto, S., & Jabar, C. S. (2014). Evaluasi Program. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suryadi, R. A., & Mushlih, A. (2018). Supervisi Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

 

 

0 Komentar