Sumber gambar: https://www.republicadefantasia.com/ |
Kamishibai dapat dipakai di dalam kelas untuk mengenalkan
suatu cerita kepada siswa terhadap materi yang akan dipelajari, dengan catatan
materi tersebut haruslah cocok direpresentasikan agar mudah dipahami oleh siswa.
Karena menampilkan visual atau ilustrasi sebagai pelengkap cerita, maka daya
ingat siswa akan terbentuk. Lantas, apa yang dimaksud kamishibai? Dan apa peran kamishibai
dalam pembelajaran? Mari simak artikel ini untuk mengetahuinya!
Sebelum Itu…
Pada abad ke-9, para biksu Buddha mengajar para
pengikutnya dengan menggunakan kamishibai. Biksu itu mendongeng dan mendongeng,
dengan membuka satu persatu halamannya. Ya, itu lah
kamishibai secara fungsional. Selain itu, kamishibai oleh Baird (2005) disebut
sebagai PowerPoint manual. Pendongeng dapat mengubah kartu cerita (slide) saat
mereka presentasi.
Sumber gambar: https://www.dailyfig.com/ |
Secara terminologi, kamishibai (Jepang: 紙芝居; "mainan kertas") terdiri dari dua kata yaitu “kami” artinya kertas dan “shibai” artinya sesuatu yang dimainkan dalam teater. Jadi, kamishibai dapat diartikan sebagai teknik bercerita dengan menggabungkan gambar dan cerita dongeng dalam satu waktu. Fungsi kamishibai di Jepang fleksibel sesuai zaman, seperti pada saat Jepang mengalami krisis ekonomi, kamishibai digunakan untuk mencari nafkah, kamishibai ini dijalankan oleh para pendongeng yang perkerjaan utamanya adalah penjual permen lalu ia menghibur pembeli-pembeli dengan cerita mereka. Sedangkan pada saat ini, kamishibai digunakan di sekolah, perpustakaan dan pusat kebudayaan.
Sumber gambar: Dokumen pribadi |
Sumber gambar: Dokumen pribadi |
Ciri khas dari kamishibai adalah penggunaan kotak untuk tempat kartu cerita yang disebut dengan butai.
Dewasa ini, kamishibai berkembang menjadi sebuah metode pembelajaran. Salah satunya yaitu pertunjukan kamishibai sebagai media pembelajaran bahasa asing yang telah dibuktikan bahwa penggunaannya merupakan metode yang efektif. Namun dalam pelaksanaannya kamishibai membutuhkan teater sebagai tempat untuk menyajikan cerita. Dahulu teater Kamishibai terletak di belakang sepeda para biksu Budha, berbeda dengan sekarang yang menempatkan teater kamishibai di depan kelas. Penggunaan kamishibai dalam waktu tertentu juga dapat membuat fokus penonton atau peserta didik teralihkan oleh pembawa cerita yang menggunakan alat bantu tambahan dan menyajikan cerita dengan gestur, suara, serta mimik yang berlebihan karena seharusnya yang menjadi fokus dari media kamishibai ini adalah kertas cerita yang ditampilkan. (Widiandri, dkk, 2020).
Kelebihan dari kamishibai sendiri diantaranya meliputi proses pembuatan yang cukup sederhana, dapat dinikmati oleh semua kalangan terutama anak-anak serta dapat mempermudah pendongeng atau pencerita menyampaikan ceritanya karena teks yang telah selesai diceritakan di taruh di bagian belakang ‘butai. Sedangkan kekurangan yang dimiliki kamishibai menurut Spagnoli yaitu pendongeng harus mendesain kertas cerita terlebih dahulu dengan menggambarnya secara manual, kertas bisa saja terselip saat dimasukan ke wadahnya, penyampai cerita seringkali harus melihat kamishibai dan jarang melihat penonton, dan apabila suara penyampai cerita terlalu pelan bisa membuat penonton kehilangan fokus.
Bagaimana Peran
Kamishibai Bagi Proses Pembelajaran?
Kamishibai dapat menyampaikan
pesan melalui gambar kepada peserta didik tentang materi dalam bentuk cerita,
maka dari itu kamishibai termasuk jenis media pembelajaran visual. Media visual memiliki banyak fungsi, salah
satunya mengarahkan pesan dari sumber ke penerimanya. Dengan adanya kamishibai
sebagai media pembelajaran visual, siswa dapat meningkatkan pemahaman dan
kekuatan hafalannya.
Terbukti
dalam penelitian yang dilakukan oleh (Rachman, dkk, 2017), menyatakan bahwa pembelajaran dengan kamishibai dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menganalisis suatu masalah yang disajikan. Materi
tersebut diwujudkan dalam bentuk gambar dan cerita yang mengandung permasalahan.
Kamishibai dinilai sebagai suatu inovasi dalam pembelajaran yang di mana
menyajikan sebuah bentuk gambar bercerita. Hal itu membuat kamishibai banyak
digunakan di SD dan SMP karena mampu mengemas materi pembelajaran sehingga
menarik perhatian (Sundawa, dkk, 2020).
Kamishibai sebagai sebuah
metode pembelajaran visual bercerita yang menarik tentunya harus dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar. Tujuan SDGs yang direpresentasikan melalui
pembelajaran kamishibai sangatlah
efektif mengingat peserta didik mampu memecahkan suatu permasalahan lingkungan
(Misalnya, pencemaran air) dengan mengetahui gejala atau penyebabnya serta
upaya penanggulangannya melalui gambar cerita yang disajikan kamishibai.
__________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Arsi
Widiandari, dkk (2017). Pengenalan Kamishibai : Metode Stoty Telling
ala Jepang, volume 1.
Atio, S. (2016). Meningkatkan Keterampilan Bercerita dengan Metode Kamishibai. At-Turats: 10(2),
hlm. 103-118.
Azizka Nabilatul Qonita. (2017). THE USE
OF KAMISHIBAI ( JAPANESE PAPER THEATER ) TO IMPROVE STUDENTS ABILITY IN WRITING
ANALYTICAL EXPOSITION TEXT ( Classroom Action Research of the Second Grade
Students of SMA N 1 Tuntang in the Academic Year of 2016 / 2017 ).Widiandri,
Arsi, dkk. (2020). PENGENALAN KAMISHIBAI:
METODE STORY TELLING ALA JEPANG. Jurnal
HARMONI:1(1), hlm. 14–23.
Rachman,
Indriyani, dkk. (2017). PBL (Problem-based Learning) Method by using
“Kamishibai” as a Media TO LEARN ENVIRONMENTAL EDUCATION FOR CHILDREN AND TO
BUILD CAPACITY FOR TEACHERS. JSDER: 1(1), hlm. 55–60.
Sundawa, D., Logayah, D. S., & Malik, Y. (2020). Increase the awareness and response of
disaster by using kamishibai learning method on social studies at junior high
school. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 485(1).
Yamauchi, M. (2008).
MARIE CURIE AND SCIENCE EDUCATION IV Lesson of Marie Curie – Science Show
Program, KAMISHIBAI performance and Science Experiments. JAIST Repository
0 Komentar