Manajemen Siaran Radio



Apa kau tahu?

Pada awalnya radio digunakan untuk menyampaikan informasi dan berita oleh militer serta pemerintah. Di satu waktu, radio berhasil menyelamatkan para penumpang kapal laut yang tertimpa kecelakaan dengan mengirimkan sebuah informasi yang cepat dan akurat sehigga pada tahun 1909 radio mulai diakui oleh orang-orang.

Radio telah dikembangkan oleh tiga orang berdasarkan alurnya, yang pertama adalah James Maxwell yang menemukan gelombang elektromagnetik pada tahun 1865, diikuti oleh Gugliemo Marconi yang menemukan telegraf nirkabel sebagai awal penciptaan radio pada 1896, dan terakhir adalah John Ambros Fleming di tahun 1904 yang menemukan tabung audio sebagai penerima sinyal dari temuan Marconi. Sekitar tahun 1912, Edwin Howard Armstrong menciptakan alat yang disebut radio amplifier, yaitu sebuah alat untuk penguat gelombang radio. Edwin Howard Armstrong kemudian menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang

menghasilkan suara lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk pada 1933. Sayangnya, penemuan hebat tersebut tidak diakui oleh masyarakat, karena saat itu posisinya sedang terjadi gejolak ekonomi dunia. Amstrong mulai mendirikan sebuah stasiun radio FM dengan biayanya sendiri. Namun tetap saja, Amstrong berpikir bahwa perjuangan mengembangkan FM ini sangat berat sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Selang sekitar 20 tahun, tepatnya di tahun 1960, hampir 2000 stasiun FM disebar ke seluruh wilayah Amerika karena masyarakat yang mulai menerima penemuan itu.

Saat ini, radio sudah menjadi hal yang biasa, bahkan sudah tersedia di ponsel masing-masing orang. Dalam mengembangkannya, diperlukan manajemen yang baik, mulai dari segi perencanaan, produksi, hingga evaluasi. Namun sebelum itu, kita perlu memahami dulu apa yang harus kita ketahui.

 

Baiklah, Selanjutnya Mari Simak Bagaimana Teknik Penyiaran Radio Itu!

Teknik penyiaran radio ada dua macam, yaitu siaran secara langsung dan tidak langsung. Siaran langsung atau Live adalah siaran yang proses produksi sampai dengan pemancaran dilakukan pada saat itu juga (real time). Contoh : upacara peringatan kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus, siaran pandangan mata pertandingan sepakbola Indonesia vs Arab Saudi, siaran langsung panggung music dari Ancol dengan bintang Peterpan, dsb. Siaran langsung dapat diselenggarakan di dalam studio atau di luar studio, tergantung dari acara yang akan disiarkan secara langsung tersebut berada di mana. Misalnya upacara pengibaran bendera 17 Agustus yang diadakan di halaman istana negara, maka crew radio akan memasang studio mini di sana. Artinya, peralatan audio yang dibutuhkan dibawa di istana negara termasuk pesawat pemancar untuk mengirim sinyal acara ke stasiun induk untuk disebarluaskan ke seluruh wilayah jangkauan pemancar sehingga dihasilkan produk penyimpan audio, bisa berupa kaset atau mp3 atau naskah yang harus dibacakan oleh penyiar di Istana Negara.

Sedangkan siaran tidak langsung adalah siaran yang proses produksinya dilakukan terlebih dahulu baru disiarkan kemudian. Jadi, proses produksinya dilakukan di studio rekaman sehingga dihasilkan produk penyimpan audio, bisa berupa kaset atau mp3 atau naskah yang harus dibacakan oleh penyiar. Untuk siaran tidak langsung, peralatan yang tidak dibawa hanya pesawat pemancarnya karena akan disiarkan lain waktu. Seperti proses siaran langsung tetapi hanya direkam pada tape recorder. Hasil rekamannya dibawa ke studio untuk disempurnakan dan penyiarannya dengan cara memutar kembali tape hasil rekaman dan output tape recorder-nya disalurkan ke pemancar untuk dipancarkan secara luas. Program ini disebut siaran ulang/tunda.

 

Apa Yang Perlu Diperhatikan Ketika Melalukan Siaran Audio?

Kualitas audio yang baik lah hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan siaran audio. Audio yang berkualitas baik adalah audio yang memiliki power yang cukup, warna suara yang baik, keharmonisan antara nada bass dan treble, dinamis, intonasi dan artikulasi jelas, tidak mengandung derau/noise dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan seperti ini, diperlukan usaha untuk menggapainya, yaitu dengan cara melengkapi peralatan yang berkualitas pula, seperti mic, amplifier, speaker, dll. terdapat aturan-aturan yang mengelilinginya. Pertama, mic dan amplifier harus cocok. Kedua, kecocokan pun harus ada diantara amplifier dan speaker. Ketiga, perhatikan mic dengan mulut baik jarak maupun arah. Kemudian, peralatan VIP tersebut harus selalu bersih bebas dari debu, diletakkan pada ruang ber AC, dan setiap hari dihidupkan agar komponen elektroniknya tidak lembab. Disamping itu perawatan baterai, membersihkan Head, roller pada tape recorder harus menjadi kegiatan sehari-hari.

 

Tingkatkan Manajemen Penyiaran Demi Menghasilkan Kualitas Yang Bagus!

Kegiatan manajemen merupakan suatu kerangka kerja yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pengendalian dan evaluasi. Dalam mengelola penyiaran, pengelola radio mulai dari pimpinan sampai ke penyiar harus memiliki komitmen terhadap program siaran radio tersebut, seperti pembiayaan proses produksi & memperhatikan perkembangan zaman demi keterbaruan informasi.

 

Langkah-langkah Mengelola Penyiaran Radio:

Hal yang bisa dilalukan pertama adalah membagi audien ke beberapa bagian. Pembagian tersebut terdiri dari segmentasi demografi (usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, agama, suku, dsb.), geografis (jangkauan wilayah), geodemografis (gabungan dari segmentasi geografis dan demografis), serta segmentasi psikografis (gaya hidup dan kepribadian manusia).

Tiga cara untuk melakukan segmentasi, yaitu: a) Survey, untuk mencari penjelasan dan memusatkan perhatian pada kelompok untuk memperoleh informasi. b) Analisis, yang digunakan untuk mendalami informasi secara mandiri (tanpa responden), dan c) Pembentukan, berdasarkan sifat-sifat menonjol sebagai pembeda.

Setelah segmentasi yang bisa pengembang ketahui perihal kebutuhannya, maka Langkah selanjutnya adalah tahap perencanaan program, yang mencakup pemilihan format dan isi yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien.

Berikutnya adalah tahap memproduksi, dilanjut pada tahap penayangan yang tentunya sesuai dengan perencanaan ynag sudah ditentukan. Pengelola harus pintar memilih waktu siaran karena setiap jam memiliki audiens yang berbeda.

Tahap terakhir adalah evaluasi program, untuk melihat apakah program yang sudah direncanakan sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak.

 

 


Daftar Rujukan

Rahayu, T. Y., & Dewi Katili, K. R. (2019). Strategi Program Radio Dalam Mempertahankan :            Eksistensinya. Makna (Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, Dan Budaya), 4(1), 139–:        153. https://doi.org/10.33558/makna.v4i1.1677

Sri Sartono. (2008). Teknik Penyiaran & Produksi Program Radio, Televisi, dan Film. ;    Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Defhany. (2017). ;            Manajemen Media Penyiaran Radio Mora FM dalam Meningkatkan Kualitas Program ; Siaran Radio di Era New Media. Jurnal Ranah Komunikasi, 1(1), 33-42.

Morissan, M. A. (2018). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi ;     Ed. Revisi. Prenada Media.

 

0 Komentar