Beberapa Soal dan Jawabannya Terkait Pengembangan Kurikulum

 

freepik.com


Bagaimana Wujud Dimensi Kurikulum Sebagai Ide, Rencana, Proses, dan Hasil?

Dimensi kurikulum sebagai ide menyatakan bahwa hal tersebut adalah langkah awal dalam pengembangan kurikulum. Dalam membuat keputusan, ide-ide yang tersedia dipilih, mana yang paling inovatif, konstruktif, dan sesuai dengan visi misi tujuan pendidikan. pemilihan ide-ide tersebut akhirnya akan dipilih di sebuah pertemuan yang di mana terdapat jabatan paling tinggi di sana.

Dimensi kurikulum sebagai rencana diwujudkan dalam suatu dokumen tertulis. Karena bentuknya yang dapat dibaca dan dilihat, maka mudah untuk menganalisis aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, seperti; pengembangan tujuan dan kompetenasi, struktur kurikulum, kegiatan dan pengalaman,  dll.

Dimensi kurikulum sebagai proses merujuk pada hal yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Pelaksana kurikulum mungkin memandang kurikulum sebagai ide untuk diselenggarakan, tapi belum tentu ketika proses dapat terselenggarakan. Dalam (Arifin, 2017) menyatakan bahwa MacDonald (1965), Johnson (1971), Popham & Baker (1970), dan Beauchamp (1975), tidak mengganggap proses kegiatan sebagai kurikulum. Alasannya karena ketika suatu kegiatan di sekolah atau luar sekolah bukan dianggap kurikulum, maka kegiatan lain pun begitu, termasuk hasil belajar. Padahal, hasil belajar peserta didik adalah implementasi dari dimensi kurikulum sebagai rencana tertulis, sama halnya seperti apa yang dilakukan peserta didik di dalam kelas. artinya, kurikulum sebagai rencana dan sebagai proses memiliki dimensi yang berkesinambungan.

Dimensi kurikulum sebagai hasil mewujudkan bahwa hasil belajar adalah bagian dari kurikulum yang terdiri dari beberapa aspek; pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nlai-nilai. Kurikulum sebagai hasil merupakan kelanjutan dari kurikulum sebagai ide, rencana, dan proses.

 

Apakah Perbedaan dari Ideal Curriculum, Actual Curriculum, dan Hidden Curriculum?

Ideal curriculum adalah kurikulum yang dicita-citakan, actual curriculum adalah kurikulum yang proses belajar mengajarnya terlaksana tetapi belum mencapai ideal. Hidden curriculum adalah kurikulum yang terjadi ketika sedang mempelajari sesuaatu, artinya terjadi secara tidak sadar dan tersembunyi.

 

Bagaimanakah Fungsi Kurikulum Bagi Siswa dalam Konteks Pertemuan Tatap Muka Terbatas?

Fungsi kurikulum dalam PTM terbatas menjadi tidak ideal, mengingat tiga jenis fungsi kurikulum menurut Hilda Taba, yaitu: 1) sebagai transmisi, mewariskan nilai kebudayaan, 2) sebagai transformasi, yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial, dan 3) sebagai pengembangan individu. Ketiga hal ini masih bisa dirasakan dalam kurikulum sekarang, namun masih belum maksimal karena alasan diadakannya PTM sendiri bukanlah untuk menuntaskan kurikulum, seperti yang dimuat pada (Eko, 2021), bahwa Nunuk Suryani selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengatakan bahwa prioritas diselenggarakan PTM adalah bukan mencapai tujuan kurikulum, melainkan kebutuhan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

 

Seperti Apakah Kontribusi Psikologi Belajar Untuk Mengatasi Learning Loss yang Telah Terjadi Saat Ini?

Manfaat psikologi belajar adalah untuk meletakkan tujuan belajar, megatur kondisi belajar efektif, mencegah terjadi gangguan mental dan emosi, mempertahankan adanya kesehatan jiwa yang baik, mengusahakan berkembangnya daya mampu, memberi informasi, membantu siswa dalam mengatasi masalah, dan mengenal siswa secara individual.

Namun, di saat seperti ini, manfaat psikologi belajar tersebut tidak lagi terasa dan akhirnya mengakibatkan learning loss. Learning loss adalah penurunan kualitas belajar yang dicirikan dengan waktu kegiatan pembelajaran yang hanya sedikit, nilai turun drastis, siswa merasa stress bahkan mengganggu aspek emosionalnya, dan semua itu dikarenakan kurangnya motivasi dari sisi siswa. Belajar sangat memerlukan motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi yang diberikan. (Nurjan, 2016)

Psikologi belajar dapat menghasilkan pemahaman bahwa individu dalam kehidupanya selalu mempunyai kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti memperoleh penghargaan, kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dll. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi seperti saat pandemi ini maka akan membawa beberapa masalah emosional. Keadaan seperti ini akan menimbulkan kesulitan belajar sebab dirasa tidak mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena itu, orang tua di rumah perlu cepat mengetahui keadaan mental serta emosi siswa untuk menghindari learning loss.

 

Bagaimana Hirarki Komponen Tujuan Pada Kurikulum 2013?

Hirarki komponen tujuan pada kurikulum 2013 adalah tujuan yang dimulai dari pendidikan nasional, institusional, kurikuler, dan pembelajaran.

Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh Pemerintah, yang dijadikan pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan jenjang pendidikan, baik formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) atau nonformal (pesantren, kursus). Selanjutnya dirumuskan ke pada tujuan kurikuler atau mata pelajaran, kemudian ke dalam tujuan pembelajaran umum yang target pencapaiannya adalah pertopik pembahasan, lalu ke tujuan pembelajaran khusus yang sasarannya setiap subpokok bahasan.

 

Apa Yang Dimaksud Dengan Kurikulum Sebagai Sebuah Sistem? Seperti Apakah Peran Guru Dalam Menjaga Keseimbangan Kurikulum?

Kurikulum merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa komponen, seperti; tujuan, isi, metode/strategi, dan evaluasi. Semua komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Rencana yang tercantum dalam kurikulum selalu dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, baik dalam aspek kemampuan sosial, kemampuan pribadi, maupun kemampuan dalam bermasyarakat. Untuk menggapai tujuan tersebut, diperlukan isi/materi yang harus disampaikan ke pada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran disertai metode/strategi yang digunakan. Kemudian, untuk mengetahui seberapa efektif kurikulum yang digunakan melalui proses pembelajaran, diperlukan evaluasi untuk menganalisisnya.

Guru adalah salah satu peran dari pengembang kurikulum yang harus memerhatikan kerangka dasar kurikulum sebagai sistem, yang di mana pokok-pokok dasarnya adalah komponen dalam tingkat nasional, lembaga, bidang studi, maupun tingkat program pembelajaran (silabus dan RPP). (Tim Pengembang MKDP, 2016)

Guru merupakan faktor kunci dalam keberhasilan kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu rancangan kurikulum, pada akhirnya bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Dalam menjaga keseimbangan kurikulum, guru harus memiliki kompetensi profesional, pedagogis, personal, dan sosial. Apapun yang disampaikan guru ke pada peserta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, sehingga mereka tidak dapat dipisahkan, melainkan satu kesatuan. (Arifin, 2017)

 

Pendekatan Dan Model Pengembangan Kurikulum Apakah Yang Cocok Digunakan Di Indonesia?

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berpusat pada masalah, yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi berbagai masalah yang terjadi. Para guru diminta mengumpulkan informasi terkait masalah pembelajaran yang terjadi. Untuk mengabulkan keinginan guru dalam mengatasi masalah tersebut, pengembang kurikulum dapat melakukan penelitian dan hasilnya dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum. Alasannya karena diperlukan langkah awal yakni memfokuskan pada pemecahan masalah terlebih dahulu, sekaligus meningkatkan kualitas sedikit demi sedikit.

Model pengembangan kurikulum yang dipilih adalah The Administrative Model, yang menggunakan garis komando sebagai langkah awal pengembangannya. Alasannya karena, seuatu yang ingin dilakukan semua berawal dari pemimpin.

 

Mengapa Kurikulum SD Menggunakan Pendekatan Terpadu (Integrated Curriculum)?

Integrated curriculum disusun berdasarkan analisis kegiatan utama manusia dalam masyarakat, agar peserta didik dapat mengenalinya dan mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, faktor yang dapat dijadikan landasan dalam susunan kurikulum tersebut bisa menggunakan minat, kebutuhan, keuangan, keluarga, kewarganegaraan, sumber daya alam, kegiatan sosial, pelestarian hidup, dan masih banyak lagi. (Arifin, 2017) dalam bukunya merumuskan susunan kurikulum ini berdasarkan situasi hidup, yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu; 1) situasi perkembangan individu, mencakup kesehatan, perkembangan intelektual, pilihan moral. 2) situasi perkembangan partisipasi sosial, seperti hubungan antarpribadi, keanggotaan kelompok, dan hubungan antarkelompok. 3) situasi perkembangan kemampuan menghadapai faktor-faktor dan daya lingkungan, seperti lingkungan alamiah, sumber teknologi, struktur dan kemampuan sosial-ekonomi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Latifa, 2017), membahas mengenai aspek perkembangan kognitif atau intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah. Umumnya tahap perkembangan kognitif peserta didik SD adalah pada rentang usia 7-12 tahun, disebut sebagai opertaional konkrit. Faktor yang memengaruhi perkembangan tersebut adalah lingkungan (Retno, 2013). Maka dari itu, kurikulum terpadu ini dapat dikatakan cocok untuk digunakan pada jenjang SD agar peserta didik mendapat peluang untuk melakukan kerja kelompok, mendorong belajar aktif dan berpikir ilmiah, memperhatikan perbedaan individual.

 

Melihat Sejarah Perkembangan Kurikulum Di Indonesia Sejak Pasca Kemerdekaan Hingga Saat Ini, Apa Sajakah Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Kurikulum?

Adanya ketidaksesuaian antara latar belakang kultur masyarakat dengan budaya Indonesia. Penyebab lain adalah, masih kurangnya sikap dan kemampuan berpikir kritis, analitis, reflektif, konstruktif, dan antisipatif terhadap pembaharuan yang dikenalkan. Penerimaan pembaruan ini juga belum disertai tekad dan semangat serta kerja keras dari guru. Guru memang memiliki potensi, tetapi juga punya keterbatasan. Tidak sedikit guru yang menolak untuk melaksanakan pembaharuan. (Arifin, 2017)


 

 

    

 

Daftar Pustaka

Arifin, Z. (2017). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

CNN Indonesia. (2021, June 15). CNN Indonesia. Dipetik November 05, 2021, dari PTM Tahun Ajaran Baru, Sekolah Bisa Pakai Kurikulum Darurat: www.cnnindonesia.com/nasional/

Eko. (2021, June 18). Paudpedia. Dipetik November 05, 2021, dari Prioritas PTM Terbatas Bukan Tuntaskan Kurikulum Tapi Pastikan Peserta Didik Ikut Proses Pembelajaran: paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/

Latifa, U. (2017). Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannya. Academia, 186-196.

Nurjan, S. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta: Wade Group.

Pangestu, R. (2013). Psikologi Perkembangan Anak Pendekatan Karakteristik Peserta Didik. Jogjakarta: BASOSBUD.

Tim Pengembang MKDP. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Dalam W. Sanjaya, & D. Andayani, Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum (hal. 45-60). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

 

0 Komentar