Model Pembelajaran Investigasi Kelompok; Definisi, Konsep, Sintaks
freepik.com |
Pembelajaran
yang bermakna yaitu pembelajaran yang
bisa memberikan pengetahuan dan perubahan perilaku secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari
dalam jangka waktu yang lama. Pembelajaran bermakna dapat diraih apabila
peserta didik berpartisipasi aktif dan terjun langsung ke lapangan guna
mengetahui dan mengalami secara nyata kehidupan yang sebenarnya.
Salah
satu model pembelajaran yang bisa dijadikan pilihan untuk memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah model investigasi kelompok
(group investigation). Dalam model
pembelajaran investigasi kelompok ini peserta didik dalam kelompoknya dapat
mengungkap dan mengolah data yang mereka peroleh sendiri melalui investigasi
untuk dipresentasikan kepada kelompok lain guna bertukar informasi. Diharapkan
melalui tahap - tahap yang ada pada model pembelajaran ini bisa memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Model pembelajaran group
investigation memiliki
landasan dari
psikologi pendidikan John Dewey, yang mana dia percaya bahwa para siswa akan
mengalami pembelajaran bermakna jika mereka mampu menunjukkan langkah-langkah
penyelidikan ilmiah (Tsoi, dkk., 2004). Karakter unik investigasi
kelompok ada pada investigasi dari empat fitur dasar seperti investigasi,
interaksi, penafsiran, dan
motivasi intrinsik (Sharan, 2009).
Investigasi
Dalam Pembelajaran?
Untuk mewujudkan
kemampuan berpikir siswa, guru perlu menerapkan berbagai pembelajaran model
inovatif. Model pembelajaran inovatif yang dimaksud adalah model yang
menggunakan paham konstrutivistik (Shadiq,
2006). Paham tersebut menyatakan bahwa pengetahuan akan terbentuk atau
terbangun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya untuk
mengorganisasikan pengalaman barunya berdasarkan pada kerangka kognitif yang
sudah ada di dalam pikirannya. Menurut Paul Suparno (dalam Syaripudin &
Kurniasih, 2015, hlm. 125) Jika seseorang tidak mengkonstruksikan
pengetahuannnya sendiri secara aktif, meskipun ia berumur tua, pengetahuannya
akan tetap tidak berkembang.
Saat proses pemahaman
konsep, siswa yang belajar secara aktif, baik aktif dalam berpikir (minds-on)
dan aktif dalam berbuat (handson), bersama kelompok belajarnya akan
memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat terlibat dalam proses
berpikir dan kegiatan belajar. Model pembelajaran group investigation memiliki
potensi yang sangat besar untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah
pada keterampilan berpikir kreatif siswa. Keterampilan berpikir kreatif dikembangkan
di setiap tahapan pembelajaran model pembelajaran group investigation. Siswa
menjadi terdorong di dalam belajar mereka, guru berperan sebagai mediator dan
fasilitator.
Menurut KBBI, Investigasi adalah
penyelidikan dengan mencatat atau merekan fakta melakukan peninjauan,
percobaan, dan lain sebagainya dengan tujuan memperoleh jawabaan atas
pertanyaan (tentang peristiwa, sifat atau khasiat suatu zat, dan lain
sebagainya). Menurut Suyatno dalam Yumisnaini (2013) menyatakan bahwa model
pembelajaran investigasi kelompok adalah pembelajaran yang melibatkan kelompok
kecil dimana siswa bekerja menggunakan inkuiri kooperatif, perencanaan, proyek,
dan diskusi kelompok, kemudian mereka
mempresentasikan
penemuan mereka kepada kelas.
Selanjutnya Trianto dalam Yumisnaini (2013) menyebutkan bahwa investigasi kelompok
adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang membuat peserta didik terlibat aktif dalam kelompoknya untuk melakukan investigasi atau
pencarian data dan fakta melalui tahap-tahap tertentu terkait masalah yang akan dianalisis, yang kemudian hasilnya
dipresentasikan kepada teman atau kelompok lain dalam bertukar informasi.
Target
Apa Yang Ingin Dicapai Guru Jika Menggunakan Model Ini?
Menurut Aunurrahman dalam
Arifin dan Afandi (2015, hlm. 13-14), seorang guru dapat menggunakan model
investigasi kelompok di dalam pembelajaran; 1) Agar siswa-siswa mencapai
studi yang mendalam tentang isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara
memadai dari sajian-sajian informasi yang terpusat pada guru. 2) Agar siswa terdorong untuk lebih
skeptis tentang ide-ide
yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka dapatkan. 3) Agar meningkatkan minat siswa
terhadap suatu topik yang memotivasi mereka membicarakan berbagai persoalan di
luar kelas. 4)
Agar
siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang diperlukan atas interpretasi
informasi yang berasal dari penelitian-penelitian orang lain yang mungkin dapat
mengarah pada pemahaman yang kurang positif; 5) Agar siswa dapat mengembangkan
keterampilan-keterampilan penelitian, yang selanjutnya dapat mereka pergunakan
di dalam situasi belajar yang lain, seperti halnya cooperative learning; 6) Agar terjadi peningkatan dan perluasan kemampuan
siswa.
Akan
tetapi, di sisi lain, model investigasi kelompok ini juga
memiliki kekurangan, jika
dalam proses pembelajaran seluruh anggota kelompok
pasif, maka nantinya akan
menyulitkan mereka dalam melakukan kegiatan investigasi.
Baiklah, Mari Simak Sintaks
Pembelajarannya!
Slavin (dalam Suartika,
dkk., 2013) menyatakan kegiatan pembelajaran group investigation memiliki
enam langkah pembelajaran antara lain;
1) Grouping (menetapkan
jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan
permasalahan)
2) Planning (menetapkan
apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa
tujuannya)
3) Investigation (saling
tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi,
menganalisis data, membuat inferensi)
4) Organizing (anggota
kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji,
moderator, dan notulis)
5) Presenting (salah
satu kelompok menyajikan, kelompok lain berperan secara aktif sebagai pendengar
(audiens), dan
6) Evaluating (masing-masing
siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil
diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang
dilakukan, melakukan penilaian kompetensi dasar yang difokuskan pada pencapaian
pemahaman.
Sedangkan
berdasarkan (Kiranawati (2007), bahwasannya tahapan pembelajaran dengan model
investigasi kelompok dapat dipaparkan lebih rinci sebagaimana berikut ini;
1).
Para siswa memilih berbagai subtopik
dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh
guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
2). Merencanakan kerjasama, para siswa bersama guru
merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang
konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah
1 diatas.
3). Implementasi,
para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan
pada langkah ke-2.
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan
variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber
baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4). Analisis dan sintesis, para siswa menganalisis
dan menyintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah ke-3 dan merencanakan agar
dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5).
Penyajian hasil akhir,
semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6). Evaluasi,
guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai
kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
Kesimpulan
Model
pembelajaran investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang di mana peserta didik dalam
kelompoknya secara aktif melakukan investigasi atau pencarian data dan fakta
untuk dipresentasikan ke pada
kelompok lain untuk saling bertukar informasi. Model pembelajaran Group
investigation hadir agar siswa dapat dilibatkan dengan maksimal dan mendapatkan
pembelajaran bermakna dari
hasil mengonstruksi pemahamannya.
Rujukan
Arifin,
Z. & Afandi, T.Y. (2015). Pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
(group investigation) dan strategi student team achievement
division (STAD) terhadap keterampilan proses dan hasil belajar akuntansi
siswa smk di kota kediri.
Harisantoso,
John. (2005). Pendekatan Kooperatif
Model
Group
Investigation
Suatu Analisis Pengantar. Edusaintek. 1-8.
Rosita,
C, D. (2015). EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA
PADA MATERI RUANG VEKTOR. Journal
Mathematics Education, 1(1).
Suartika,
dkk. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
(Gi) Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Sma. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3,
2-10.
Syaripudin,
T & Kurniasih. (2015). Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung; Percikan Ilmu.
Yumisnaini.
(2013). Efektivitas metode investigasi
kelompok (group investigation) terhadap keterampilan menulis artikel oleh siswa kelas xi sma negeri 1 pancurbatu tahun pembelajaran 2012/2013.
0 Komentar