sumber:freepik.com |
Perkembangan
Pendidikan
Jarak
Jauh
di 3 Negara
Indonesia;
Pada
awal masa kemerdekaan, mulai muncul program pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Pada tahun 1952 diselenggarakan pendidikan massyarakat melalui radio oleh
Djawatan Pendidikan Masyarakat untuk keperluan eks pelajar pejuang, diukung
oleh RRI dan AURI. Pada tahun 1972, Indonesia bekerja sama dengan SEAMO
INNOTECH Center untuk mendirikan sebuah model pembelajaran yang disebut PAMONG
(Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru). Dilanjut pada 1974,
Direktorat Pndidikan Masyarakat mulai mengembangkan paket pendidikan untuk
orang dewasa yang disebut “Kejar”. Program siaran radio untuk pembelajaran
jenjang sekolah dasar diresmikan pada 1974.penggunaan teknolofi telekomunikasi
dan informatika dalam pendidikan digunakan di tahun 1999. Pada 1994 Indonesia
mendirikan Indonesian Distance Learninf Network (IDLN) dengan tujuan untuk
mengelola pengembangan sistem belajar terbuka dan jarak jauh.
India;
Pada
tahun 1962 Universitas Delhi mendirikan Sekolah Kursus Korespondensi. Diikuti
dengan Universitas Punjabi mendirikan Kursus Korespondensi pada 1968. Pada
tahun 1974, Pemerintah India mengusulkan Universitas Terbuka untuk menyediakan
akses bagi mereka yang tidak mampu. Pada tahun 1982, Dewan Pendidikan
Korespondensi Internasional mengakui bahwa pendidikan jarak jauh adalah sistem
pendidikan non-konvensional di seluruh dunia. Maka pemerintah India membuat
kebijakan untuk berdirinya Universitas Terbuka India
China;
Pada
1979, China mendirikan Universitas Radio dan Televisi, yang diklaim sebagai
pendidikan terbuka dan jarak jauh terbesar di China. Pada tahun 2012,
pemerintah memutuskan untuk mendirikan Universitas Terbuka China untuk
membangun pendidikan yang bebas, memenuhi tuntutan pembelajaran masyarakat dan
pembangunan sistem pendidikan sepanjang hayat serta fleksibel. Universitas Terbuka ini juga mengedepankan
rencana strataegis 10 tahun yang dirancang untuk masyarakat usia sekolah, orang
tua, petani, pengangguran, dll.
Pengertian
Pendidikan
Jarak
Jauh,
Menurut Ahli
Homberg;
Suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai
tingkar pendidikan yang terjadi tanpa adanya penyediaan tutor secara langsgung
atau terus menerus dalam satu lokasi saja, namun memerlukan perencanaan,
pengorganisasian, pemantauan dari suatu organisasi pendidika.
Wilbur;
pengajaran jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan
belajar di luar kelas dan kampus sehingga dimungkinkan tejadinya pendidikan
lebih luas.
Mac
Kenzie, Postage, Schupahm; Suatu metode
pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alaat komunikasi antara
tenaga pengajar dan siswa ditambah adanya interaksi antarsiswa di dalam proses
pembelajaran.
Dari
pengertian menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan jarak
jauh adalah pendidikan yang bertujuan untuk memeratakan pendidikan di segala
faktor yang melaatarbelakangi warga belajar, dan diselenggaeakan di lokasi yang
berbeda.
Prinsip-prinsip SBTJJ:
a prinsip kebebasan,
bahwa sbtjj dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
b prinsip kemandirian, bahwasannya
peserta didik dapat memilih program pendidikan dengan kurikulum khusus sesuai
pilihannya sendiri. Pembelajaran dilakukan oleh diri sendiri (independent learning) yang memungkinkan
bantuan guru sesedikit mungkin.
c prinsip keluwesan,
bahwa peserta didik dapat memulai, mengakses sumber belajar, mengatur jadwal
kegiatan belajar, mengikuti ujian atau penilaian belajar, dan mengakhiri
pendidikan di luar ketentuan batasan waktu. Peseerta didik juga dapat
berpindah jalur dari pendidikan formal
ke pendidikan nonformasl atau sebaliknya. Peserta didik yang lebih pintar
dibanding anak seusianya dapat menempuh pendidikan lebih cepat, dan peserta
didik yang lebih lambat bisa memperpanjang penyelesaian pendidikannya.
d prinsip keterkinian,
bahwa terdapa komunikasi dan informasi melalui teknologi sehingga peserta didik
dapat memeroleh informasi secara cepat di saat perkembangan zaman. Sumber
belajar pun tersedia ketika diperlukan.
e prinsip kesesuaian,
bahwa pembelajaran dilaksanakan sesuai minat, keinginan, kemampuan, dan
pengalaman peserta didik. Karena program belajar dirancang untuk kebutuhan
pribadi yang terkait langung dengan lapangan.
f prinsip mobilitas,
peserta didik mempunyai ksempatan berpindah lokasi. Contohnya ketika keluarga
peserta didik bermigrasi, ia masih bisa memperoleh pendidikan di tempat berunya
tanpa persyaratan yang memberatkan.
g prinsip efisiensi,
diwujudkan dalam pendayagunaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.sumber
daya yang dimaksud meliputi alam (manusia) dan buatan (siaran radio, museum,
perpustakaan, TIK, dll.
Model-Model SBTJJ:
A Modus Tunggal (Single
Mode): Dikatakan modus tunggal bilamana
pelaksanaan pendidikan antara pengajar dan pembelajaran berlangsung melalui
satu arah atau satu cara saja. Modus tunggal menawarkan atau menyajikan seluruh
program pendidikan dalam lembaga, jenjang, dan jenis apa saja.
B Modus Ganda (Dual
Mode): Dikatakan modus ganda bilamana
pelaksanaan pendidikan antara pengajar dan pembelajar berlangsung melalui dua
arah atau dua cara saja. Modus Ganda hanya dapat menyajikan beberapa mata
pelajaran atau studi
C Modus Berjaring (Network
Mode): Dikatakan modus jaringan bilamana
pelaksanaan pendidikan berlangsung secara kolaborasi antarlembaga pendidikan.
Modus berjaring hanya dapat menyajikan beberapa mata pelajaran atau studi
sesuai dengan spesialisasi lembaga anggota konsorium yang menyelenggarakannya
Perancangan Model SBJJ dan Contohnya
Perancangan yang
dilakukan adalah menggunakan Modus beragam (Multi
Mode), yakni pelaksanaan pendidikan berlangsung dengan bantuan atau
ditopang oleh berbagai sumber (resource-based
learning) dengan teknologi dan multimedia. Penyelenggaraan modus ini adalah
gabungan dari ketiga modus lainnya. Dalam pelaksanaannya, diperlukan tenaga
profesional dalam berbagai bidang.
Penyelenggaraan
pembelajaran dilakukan tatap muka secara langsung dan tidak langsung (blended learning), baik melalui media
satu arah (podcast) ataupun dua arah
(meet conference). Sedangkan
pengembangan bahan ajar dirancang khusus untuk melayani peserta didik di tempat
tinggalnya. Penilaian dilakukan dengan berbagai kriteria angka dan berdasarkan
pengalaman peserta didik juga, yang merujuk pada teori belajar konstruktivisme
(bahwa pengetahuan dibentuk peserta didik sendiri). Contoh penerapannya: pada
jenjang Sekolah Dasar yang di mana pendidikannya bertujuan untuk mengembangkan
potensi rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi, dan
kemampuan dasar (membaca, menulis, berhitung, dan bernalar). Dalam proses
pembelajaran, peserta didik dibina oleh orang tua sebagai si profesional ketika
pembelajaran asinkronus, dan oleh guru pada sinkronus. Pembinaan ini penting,
mengingat perkembangan kematangan anak masih dalam periode pembentukan awal dan
sebagai sosialisasi dalam konteks belajar mandiri. Multimedia menyelingi proses
pembelajaran tersebut, seperti melalui game
interaktif yang dapat diunduh oleh masing-masing smartphone yang dimiliki peserta didik. Pada tahap akhir, peserta
didik diberi ujian praktik untuk menempuh pengalamannya secara tatap muka, lalu
guru memberi penilaian akhir.
Daftar Pustaka
Gaba, A. (2015). Growth and Development of Distance
Education in India dn China. Open Praxis, 311-323.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media.
0 Komentar